Sabtu, 21 Juli 2012

Aku hargai kebenaran(menurut)mu


"Menurut kamu kebenaran itu apa?"

Pertanyaan ini sering saya dengar ketika berbincang debat dengan teman-teman saya dengan logat khasnya masing-masing. Coba anda defenisikan sendiri. Bagi saya kebenaran itu adalah apa yang diterima dan disetujui oleh logika dan hati nurani kita. 

Elektron mengalir dari kutub negatif ke kutub positif adalah kebenaran. Itu adalah kebenaran umum bagi semua orang. Kita tidak bisa lihat elektron tapi kita yakini elemen dasar itu akan selalu bergerak dengan arah yang pasti. Beberapa orang mungkin mendefenisikan kebenaran itu sebagai sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi sekalipun mereka tidak melihat secara langsung keberadaan atau kejadiannya. 

Yang selalu terlintas di benak saya, kenapa kebenaran itu ada banyak? Maksud saya, kebenaran yang dipegang teguh oleh milyaran manusia banyak yang berbeda. Contoh yang paling kontras yang bisa kita lihat yaitu perbedaan kebenaran yang dipegang oleh atheist dengan believer (orang beragama). Bagi atheist, Tuhan itu tidak ada. Itulah kebenaran bagi mereka. Lain halnya dengan kita orang yang percaya keberadan Tuhan. 

Saya memang belum pernah mendengar secara langsung perdebatan antara atheist dan believer. Dalam benak saya kalau saya bayangkan perdebatan mereka, pasti seru. Yang pernah saya lihat ketika browsing internet adalah perdebatan antar agama. Yang paling sering adalah perdebatan antara Muslim dengan Nasrani. Keduanya bersikeras saling membela kebenaran masing-masing. Ketika saya baca dan saya memaksa otak saya untuk tidak berpihak kepada agama sendiri, ternyata dari kedua belah pihak banyak pendapat yang kelihatan salah tapi selalu dipertahankan. Biasanya perdebatan seperti ini tidak ada habis-habisnya. Sudah sifat manusia mempertahankan egonya. Ujung-ujungnya saling memaki dan menghina agama tetangganya. 

Tidak perlu jauh-jauh untuk melihat fenomena seperti ini. Contoh kecilnya lihat saja postingan berita utama yahoo.com pada berita yang sedikit saja berbau agama. Lihat di bagian komentarnya. Satu lagi, buka yahoo answers. Yang ini lebih parah. Banyak orang yang suka membuat pertanyaan yang mempertanyakan kebenaran agama tetangganya. Penggunan yahoo yang membalas juga banyak yang menggunakan kata-kata kasar, menghina agama dan menjawab dengan emosi. Siapapun pasti berani memberikan komentar seperti itu karena mereka merasa aman memuaskan diri menghina-hina di dunia maya. Tidak ada yang tau identitasnya. 

Saya sendiri merasa malu melihat sahabat-sahabat kita orang Indonesia yang punya mindset seperti ini. Memeluk kebenaran sendiri, ya, harus dan wajar, tapi menghina kebenaran orang lain untuk kepuasan emosi? 

Harusnya tidak perlu kita menjelaskan kenapa tindakan tersebut tidak penting sama sekali. Semua usaha yang kita lakukan untuk merubah kebenaran orang lain dan menyisipkan kebenaran kita, menurut saya adalah sia-sia untuk hampir semua manusia. Agama anda adalah agama X dan anda percaya bahwa kebenaran sejati diajarkan oleh agama anda tersebut. Sekarang saya minta anda bayangkan sebuah kondisi dimana anda dilahirkan dari keluarga yang beragama Y yang bagi anda bukanlah kebenaran. Sejak kecil anda di doktrin ajaran agama Y. Ajaran tersebut anda terima karena juga mengajarkan kebaikan. Ketika orang lain mengajarkan agama X, saya yakin anda tidak akan bisa terima. Alam pikiran bawah sadar anda telah terkunci kalimat 'agama Y adalah kebenaran'. 


Kalau anda setuju dengan paragraf diatas, anda harusnya sadar kalau tindakan memaki atau menghina  kepercayaan orang lain adalah tindakan (maaf) bodoh. Saya suka buka situs humor 9gag.com. Suatu hari ketika asyik membaca sambil tertawa kecil, saya  menemukan postingan seperti ini.
The major difference between Believer, Idiot, and Atheist
Bagi saya, kebenaran yang dianut manusia itu bukan hanya agama, atheisme adalah kebenaran bagi atheist dan tiap-tiap orang yang menganut kebenaran itu punya latar belakang, alasan sendiri dan pengetahuan untuk membela kebenarannya.


Setelah beberapa lama menghayal dan berfikir, saya menyadari satu hal yang paling sering tidak kita pahami adalah perbedaan kebenaran. Mungkin hanya ada satu kebenaran yang benar-benar 'benar' dalam dunia ini dan kita tidak pernah berfikir kebenaran yang mana yang paling benar tersebut karena kebenaran yang kita bawa sejak lahir telah tertanam di alam bawah sadar kita.

Saya pernah berdebat tentang kebenaran dalam agama saya sendiri. Teman debat saya yang seiman percaya kalau semua orang yang memiliki kasih kepada sesama akan kembali ke surga nantinya terlepas dari apapun agama mereka. Sebut saja ini pendapat satu. Disini saya bersikap netral. Saya mengambil contoh kebenaran orang lain yang mempercayai hanya orang yang mengaku Kristus sebagai Juruselamat yang akan diterima di Surga dengan bukti-bukti yang ada dalam Alkitab (saya seorang Kristen). Katakan ini pendapat dua.  Saya kira ada benarnya juga pendapat satu, soalnya kalau pendapat dua benar, dari 30% penduduk dunia yang nasrani, 70% akan masuk neraka. Maaf, itu asumsi saya saja dan saya akui saya tidak tahu rahasia Tuhan. Disini jelas, dalam satu agama saja terdapat perbedaan kebenaran. Apalagi yang berbeda agama. Apalagi kalau kita bahas perbedaan agama dan atheisme.

Kita tarik lah sebuah kesimpulan yang bisa diterima semua orang:
Bahwa kebenaran yang paling benar adalah bahwa manusia diciptakan berbeda-beda dalam banyak hal seperti suku, warna kulit, pola pikir, bentuk fisik dan bahkan agama. 

Kenapa saya mengikutkan agama sebagai perbedaan yang Tuhan ciptakan
Saya percaya kalau banyak orang yang dilahrikan oleh keluarga atheis atau dari keluarga yang tidak seiman dengan anda di tempat yang tidak terjangkau oleh ajaran agama anda. Saya percaya kalau mereka lahir atas izin Tuhan. Kecuali kalau anda memeluk kebenaran yang mengatakan bahwa anak yang lahir dari rahim atheist bukan ciptaan Tuhan. 



Saya sering mendengar orang berbicara atau menulis dengan lantangnya sehingga saya bisa menyimpulkan pola pikirnya yang mengatakan : 
Aku memeluk sebuah kebenaran. Kebenaranku adalah benar dan kebenaran anda adalah salah. 
Pemikiran seperti inilah yang sering memicu pertengkaran bahkan peperangan. Memaksakan apa yang kita anggap benar kepada orang yang menganggapnya salah. 

Kalau anda bijak, tambahi kalimat tersebut.
Aku memeluk sebuah kebenaran. Kebenaranku adalah benar dan kebenaran anda adalah salah. Tapi aku maklum. Karena bagi anda kebenaranku lah yang salah. Aku akan selalu menghormati kebenaran(menurut)mu dan tidak akan pernah menghina kebenaranmu. 

Atau seperti ini,
Aku memeluk sebuah kebenaran. Kebenaranku adalah benar dan kebenaran anda adalah salah. Tapi siapa tahu kalau kebenaranku yang salah. Aku harus berusaha untuk mencari apa kebenaran yang paling benar itu. 

Kalimat kedua menurut saya kurang tepat disebut paham orang yang ragu-ragu. Ini paham yang wajar bagi seseorang yang open minded atau sedang mencari kebenaran.

Kalaupun di hati anda masih ada keinginan untuk menghina agama lain, keep it yourself dan berusahalah untuk mengurangi keinginan tersebut pelan-pelan. Bukan berarti kita tidak boleh menyebarkan ajaran agama kita. Selalu ada cara mulia. Jadilah orang besar yang berpengaruh positif bagi orang lain, sebarkan moral dan kebijaksanaan, ceritakan kebenaran anda secara bijaksana, otomatis orang lain akan mencari tahu siapa Tuhan yang mendidik umatnya yang bijak itu. 

Akhir kata di postingan ini, saya tidak mengklaim apapun. Hanya mengutarakan pendapat. Saya hanya rindu banyak orang yang terbuka pemikirannya untuk menghargai perbedaan.

Bhinneka Tunggal Ika










1 komentar:

  1. when I'm blogwalking, I found your blog. Nice post Ndi, you should continue this after your FF is done.

    Horas,
    ex-18008025

    BalasHapus